Kamis, 27 Oktober 2016

Pencarian Kehidupan di Mars

- 0 comments
    Spekulasi tentang adanya kehidupan di Mars terus bertahan sejak Giovanni Schiaparelli dan Percivel Lowell menduga adanya saluran-saluran silang-menyilang yang terdapat di Mars. Ekspedisi pendaratan pesawat angkasa ke planet ini, terutama pesawat Viking, juga masih berkisar di sekitar masalah ini. Pesawat Viking 1 yang mendarat di permukaan Mars pada tanggal 20 Juli 1976 membawa peralatan yang khusus digunakan untuk melakukan eksperimen pencarian kehidupan di Mars. Di situ, Viking menjadi laboratorium mini untuk melakukan eksperimen pada contoh tanah dan bebatuan Mars yang diambil dari permukaannya.
    Eksperimen ini dilakukan khusus untuk mendeteksi ada tidaknya mikroorganisme. Eksperimen yang dilakukan Viking memberikan hasil yang mengejutkan para peneliti. Mereka mendapatkan bahwa tanah Mars yang diduga mengandung mikroorganisme bereaksi kuat sekali dengan zat-zat reaktif yang dibawa dari Bumi. Tetapi, reaksi ini hanya berjalan sebentar saja, dan segera berhenti. Para ahli lalu berpikir apakah mikroorganisme yang ada di Mars segera mati setelah mereka bereaksi dengan zat-zat yang dibawa dari Bumi. Untunglah Viking membawa alat lain yang lebih canggih dan berfungsi melakukan analisis kimiawi pada tanah dan atmosfer Mars.
    Hasil yang diperoleh alat ini menunjukkan tidak adanya zat-zat organik yang terdapat, baik dalam tanah maupun atmosfer Mars. Berdasarkan data dan analisis di atas, para ahli berkesimpulan bahwa di Mars tidak terdapat kehidupan dan tanah Mars jauh lebih reaktif dari pada tanah Bumi. Lebih jauh lagi, mereka berpendapat bahwa kedua hal ini disebabkan oleh pancaran sinar ultraviolet matahari yang jatuh ke permukaannya. Sinar inilah yang menguraikan molekul-molekul organik dalam tanah Mars (kalau pernah ada) dan merangsang pembentukan senyawa-senyawa yang disebut superoksida yang sangat raktif sebagaimana tampak sewaktu direaksikan dengan zat-zat yang dibawa Viking.
    Dari sini, para ahli menyimpulkan bahwa di Mars tidak  terdapat kehidupan karena tidak terdapat syarat-syarat yang mendukung agar kehidupan bisa berlangsung.
[Continue reading...]

Atmosfer dan Iklim Mars

- 0 comments
    Seperti Venus dan Bumi, Mars juga memiliki atmosfer meskipun kondisinya berbeda dengan kedua planet itu. Kalau tekanan atmosfer Venus di permukaannya 90x tekanan atmosfer Bumi, tekanan Mars hanya 1/150 tekanan atmosfer Bumi. Seperti pada Venus komposisi atmosfer Mars di dominasi oleh gas karbon dioksida (95,3%), nitrogen (2,7%), argon (1,6%) dan gas-gas lain seperti oksigen, karbon monoksida dan uap air yang sangat sedikit kelimpahannya. Atmosfer Mars terbagi menjadi lapisan troposfer, stratosfer dan termosfer. Lapisan troposfer ada sampai ketinggian 45km, sedangkan stratosfer ada sampai 100km dan termosfer ada di atas lapisan stratosfer.
    Di daeran stratosfer, temperature berkurang dengan bertambahnya ketinggian, mulai dari -55 derajat celcius di dekat permukaan Mars sampai -133 derajat celcius di puncak troposfer. Lapisan statosfer memiliki temperature yang sama dengan puncak lapisan troposfer, dan tidak mengalami perubahan temperature terhadap ketinggian. Di lapisan termosfer temperature mulai naik sampai mencapai 37 derajat celcius di puncaknya.
    Di atmosfer Mars, sering terbentuk awan yang merupakan kumpulan partikel-partikel kecil yang terangkat ke angkasa. Tetapi tidak seperti yang berlangsung di Bumi, awan ini tidak hanya terdiri dari kristal-kristal es. Awan yang berada di atmosfer Mars bisa tersusun dari kristal-kristal karbon dioksida yang membeku membentuk awan es kering, kristal-kristal karbon dioksida yang terperangkap dalam kristal-kristal es atau Clathrate karbon dioksida. Bentuk kristal ini dinamakan Whitefall yang berbentuk debu putih yang amat halus. Whitefall sering jatuh terutama pada saat musim dingin berlangsung di Mars.
    Proses hilangnya gas-gas rumah kaca dari atmosfer Mars berkaitan dengan ukuran Mars yang lebih kecil dibandingkan ukuran Bumi. Ukurannya yang kecil ini mengakibatkan pemadatan Mras berlangsung lebih cepat dari Bumi sehingga gejala vulkanisme di Mars tidak segiat di Bumi, bahkan menjadi padam seperti sekarang ini terjadi. Vulkanisme di bumi memegang peranan penting dalam mempertahankan efek rumah kaca sehingga Bumi tidak pernah mengalami hilangnya gas-gas rumah kaca dari atmosfernya. Karbon dioksida di atmosfer Bumi jatuh ke laut dan membentuk batuan karbonat. Batuan ini akan melepaskan karbon dioksida yang kandungannya melalui kegiatan vulkanis dan tektonik sehingga kembali ke atmosfer Bumi. Keadaan tersebut tidak berlangsung di Mars.
[Continue reading...]

Tudung Kutub Mars

- 0 comments
    Hal lain dari Mars yang menarik jika dilihat dari Bumi adalah tudung-tudung kutubnya. Tudung kutub planet ini mirip dengan kutub di Bumi. Di daerah-daerah itu, terdapat bahan-bahan yang membeku sehingga dari luar angkasa tampak berwarna putih. Namun, komposisi bahan-bahan yang ada di kutub-kutub Mars berbeda dengan yang ada di kutub-kutub Bumi. Tudung kutub Mars adalah karbon dioksida yang membeku (es kering). Karbon dioksida ini berasal dari atmosfer Mars itu sendiri saat temperature permukaannya mencapai kurang dari -120 derajat celcius. Pada saat di belahan Mars utara berlangsung musim dingin, tudung kutub Mars bisa meluas sampai pada daerah lintang 45 derajat dan di belahan selatan bisa mencapai lintang 55 derajat. Perbedaan ini berasal dari orbit Mars yang eksentrik. Musim dingin di belahan selatan berlangsung saat Mars berada  di aphelion sehingga radiasi matahari yang jatuh ke permukaannya lebih sedikit dibandingkan dengan yang jatuh di belahan utara saat begian ini mengalami musim dingin.
    Saat musim panas berlangsung tudung kutub Mars berkurang luasnya dan meninggalkan lapisan es yang terus ada di kutub-kutubnya (tudung abadi). Lapisan es permanen yang ada di kutub utara terdiri dari es (air beku) dan berdiameter 1000km dengan ketebalan beberapa kilometer. Lapisan es permanen ini menjadi cadangan air terbanyak yang ada di Mars. Tudung kutub permanen yang berada di kutub selatannya tidak seluas yang ada di kutub utara, hanya berdiameter 350km dan terdiri dari karbon dioksida yang membeku.
[Continue reading...]

Geologi Mars

- 0 comments
    Berdasarkan analisis pada meteorit yang diperoleh dan pengamatan oleh pesawat-pesawat angkasa yang sudah sampai dipermukaannya, tampak bahwa permukaan Mars kebanyakan terdiri atas basalt. Selain itu, permukaannya juga diselimuti dengan debu besi oksida yang membuatnya menjadi berwarna merah. Para ahli mendapatkan bahwa inti Mars memiliki jari-jari sekitar 1480km yang terdiri atas besi dan belerang sebanyak 15-17%. Inti besi sulfida ini agak bersifat cairyang diselubungi oleh mantel silikat yang menggerakkan proses-proses vulkanik dan tektonik dipermukaannya meskipun sekarang tidak aktif lagi. Mantel ini diselubungi oleh kerak yang ketebalannya 50-150km.
   
    Secara garis besar, sejarah geologi Mars terbagi menjadi tiga masa, yaitu :
    - Masa Noach (dari Noachis Terra) : Mars berada dalam masa pembentukan yang berlangsung sekitar 3800-3500 juta tahun yang lalu. Kawah-kawah besar banyak terbentuk dalam masa ini. Dataran tinggi Tharsis juga terbentuk, diikuti adanya proses banjir besar.
    - Masa Hesper (dari Hespheria Planum) : berlangsung sekitar 3500-1800 juta tahun yang lalu. Masa ini ditandai dengan adanya pembentukan dataran-dataran lava.
    - Masa Amazon (dari Amazonis Planitia) : 1800 juta tahun lalu sampai sekarang. Pada masa ini, kawah dari benturan meteorit sudah sedikit dan yang dominan pada masa ini adalah pembentukan gunung api seperti Olympus Mons.
   
    Secara garis besar, permukaan Mars terbagi menjadi dua, yaitu daerah dataran tinggi belahan selatan yang penuh dengan kawah dan alur-alur mirip saluran serta bagian belahan utara yang lebih mulus dan penuh dengan gunung-gunung api yang sudah padam. Kedua belahan ini begitu berbeda sehingga Mars seolah-olah seperti belahan dua planet berbeda yang disetngkupkan. Perbedaan ini semakin mencolok dengan adanya perbedaan albedo yang cukup signifikan antara kedua belahan ini. Permukaan yang lebih terang diselimuti debu dan pasir yang kaya akan besi oksida dan sebelumnya dianggap sebagai benua-benua Mars dan diberi nama Arabia Terra atau Amazonia Planitia. Bagian-bagian yang lebih gelap dianggap lautan-lautan Mars dan kemudian diberi nama Mare Erytraeum, Mare Sirenum dan Aurorae Sinus. Bagian belahan utara Mars kebanyakan berupa dataran rendah yang tidak terlalu banyak dihiasi kawah. Daerah ini lebih banyak dihiasi oleh bekas-bekas aliran lava yang berasal dari kegiatan vulkanisme di Mars seperti yang terjadi pada daerah bernama Tharsis dan Elysium. Kawah-kawah yang terdapat di nelahan selatan memiliki lebar yang bervariasi mulai dari beberapa kilometer sampai lebih dari seribu kilometer. Kebanyakan gunung api di Mars sejenis dengan gunung api perisai di bumi, yang terdapat di kepulauan hawaii, hanya saja ukurannya jauh lebih besar. Gunung berapi tertinggi di bumi jika dihitung dari kaki-kakinya adalah gunung Mauna Loa dengan lebar 120km dan tinggi 9km karena kakinya terletak didasar samudera pasifik. Tingginya gunung api di Mars disebabkan oleh 2 hal, yaitu rendahnya gravitasi Mars akibat ukurannya yang kecil dan tidak adanya kegiatan tektonik lempeng.
[Continue reading...]
 
Copyright © . My World - Posts · Comments
Theme Template by My World · Powered by Blogger